Selasa, 05 Oktober 2010

Pengembangan Wisata Religius Berbasis Integrasi Wisata Situs Keagamaan, Pesantren, dan Budaya Keagamaan



      LATAR BELAKANG
Secara umum, tujuan pengembangan pariwisata adalah untuk memperluas kesempatan kerja, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan mendorong kegiatan ekonomi. Namun, bagaimana jika hal-hal yang diharapkan tersebut semakin redup lantaran semakin kecilnya jumlah wisatawan yang datang? Maka harapan akan turut redup dan investasi besar yang telah ditanamkan akan hilang begitu saja. Lantas, apa yang harus dilakukan? Jawabnya tak lain adalah lakukan inovasi.
Selama lima tahun belakangan, jumlah kunjungan wisatawan ke Masjid Agung Demak dan Makam Kadilangu mengalami tren menurun (lihat tabel 1). Data statistik tersebut, tidak hanya merupakan fakta yang harus dihadapi saat ini, tapi juga tantangan yang harus ditaklukkan agar kepariwisataan di Demak terus berkembang.
TABEL 1.
DATA PENGUNJUNG MASJID AGUNG DEMAK DAN
MAKAM SUNAN KALIJAGA DI KADILANGU

TAHUN
PENGUNJUNG MASJID
AGUNG DEMAK
PENGUNJUNG MAKAM
S. KALIJAGA KADILANGU
2005
305.314
482.159
2004
303.097
248.042
2003
419.746
974.285
2002
658.263
1.196.883
2001
606.918
1.429.340
              Sumber: Demak Dalam Angka 2005.
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Daerah Tingkat II Demak Tahun 1997 kini banyak yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman. Rencana yang idealis generik tersebut tidak lagi objektif untuk melihat perubahan pola pikir masyarakat dan persaingan pariwisata, yang menuntut pengembang wisata untuk melakukan inovasi-inovasi, yaitu dengan pengemasan paket-paket wisata yang menarik dan pengelolaan yang lebih profesional.


Dewasa ini, pengembangan pariwisata lebih mengarah pada penonjolan kekhasan situs wisata dengan kemasan tema yang spesifik, seperti wisata alam (pegunungan dan laut), wisata advanture, wisata hiburan, wisata belanja, wisata religi, dan lain-lain. Seperti pada kegiatan ekonomi lainnya, bisnis wisata yang berhasil juga membutuhkan tema-tema yang khas sebagai pembeda atau nilai lebih yang bisa dijual pada wisatawan.


Karena itu, dalam wacana kepariwisataan di Demak, perlu adanya satu tema pengembangan wisata yang diturunkan dari visi tertentu. Dengan mempertimbangkan nilai kekhasan dan keunggulan yang dimiliki Demak, maka tema wisata yang tepat untuk Demak adalah Wisata Religius. Tema ini sebenarnya juga secara implisit telah terkandung dalam visi bupati dan wakil bupati Demak periode 2005-2011, yaitu: terwujudnya masyarakat yang sejahtera, maju mandiri, dan kompetitif dalam suasana yang kondusif, agamis, dan demokratis.  Selanjutnya, tema ini dieksplisitkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Mengengah Daerah (RPJMD) 2006-2011, menjadi salah satu prioritas pembangunan, yaitu: Penciptaan Objek Wisata Religius Unggulan.

GAMBARAN UMUM
Saat ini, pondok pesantren makin mendapat perhatian dari pemerintah kaitannya dengan program pemberdayaan masyarakat dan pengembangan institusi pendidikan keagamaan. Masyarakat juga semakin menaruh banyak harapan terhadap jenis pendidikan yang satu ini, mengingat semakin beratnya upaya pendidikan moral di negeri ini. Pesantren kini telah menjadi pilihan penting masyarakat untuk menahan kecenderungan zaman yang kian menipiskan norma-norma agama dalam mempengaruhi perilaku individu dan masyarakat. Pesantren kini juga tidak lagi hanya bisa membina mental dan moralitas manusia dalam pencapaian ukhrowi, tapi sebagian telah berkembang sebagai tempat pembekalan manusia untuk menggapai kesejahteraan duniawi, yaitu dengan adanya muatan pendidikan umum dan ketrampilan.


Dengan kondisi adanya dua dorongan ini, sangat menarik untuk mengkolaborasikannya dengan aspek penunjang yang lain, sehingga menjadi suatu bola salju yang lebih besar. Aspek lain tersebut adalah pengembangan budaya religius dan wisata religius. Dengan demikian, di satu sisi, pesantren-pesantren yang di Demak jumlahnya mencapai 216 tersebut, akan semakin terdorong untuk membenahi diri dan berkompetisi menjadi yang terbaik. Di sisi lain, siar keagamaan dan suasana religiusitas akan menemukan tempat yang pas untuk berkembang. Sementara itu, sinergi tersebut juga akan membawa dampak ekonomi bagi wisata religius. 
(Oleh: Nadhif Alawi, ST. ME. 2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar