Rabu, 06 Oktober 2010

Meningkatkan Produktivitas Ayam Kampung



Ayam kampung adalah hewan ternak yang lazim dipelihara oleh masyarakat Indonesia, terutama di pedesaan. Dagingnya oleh sebagian besar masyarakat lebih diminati dibanding jenis ayam lain, karena rasanya lebih lezat dan teksturnya lebih pas untuk orang Indonesia. Karena itu, ayam kampung memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara komersia.
           Ayam dikenal jinak, juga dapat mencari makan sendiri. Sehingga, biasanya pemeliharaannya dengan dilepas begitu saja. Namun, dengan cara seperti itu produktivitasnya biasa-biasa saja. Produktivitas ayam kampung berkaitan dengan pertumbuhan dan kemampuan reproduksinya. Apalagi jika tujuan pemelihaan ayam kampung ini adalah untuk komersial, maka kita perlu meningkatkan produktivitasnya. Lantas bagaimana jika kita ingin meningkatkan produktivitasnya?

1. Vaksinasi ND secara teratur
Sudah umum diketahui bahwa penyakit tetelo/ sampar/ New Castle Disease (ND) merupakan momok utama penyebab kematian ayam kampung.Penyakit ini biasanya terjadi pada saat pergantian musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Karena disebabkan oleh virus, satu-satunya cara untuk menghindarkan ayam dari serangan penyakit ini adalah dengan menciptakan kekebalan pada tubuhnya, dengan melakukan vaksinasi ND secara teratur.
          Vaksinasi ND sebaiknya dilaksanakan dengan program 4 4 3 3, artinya ayam mulai divaksin ND pada umur 4 hari dengan cara tetes mata atau hidung memakai vaksin strain F. Setelah itu diulang kembali pada umur 4 minggu dengan cara tetes mata/hidung, tetapi bila memungkinkan untuk disuntik dapat saja dilakukan penyuntikan pada otot dada atau paha.
           Kemudian divaksin kembali (revaksinasi) pada umur 3 bulan dengan cara disuntik menggunakan vaksin strain K dan diulang setiap 3 bulan sekali. Tanpa melaksanakan vaksinasi ND secara teratur, ayam kampung yang dipelihara tidak dapat hidup seperti yang diharapkan terutama pada anak-anaknya (antara 1-30 hari).

2. Beri makanan tambahan
Ayam kampung dapat mencari makan sendiri bila dilepas di pekarangan atau tempat-tempat lain. Tetapi makanan yang diperolehnya ini belum tentu mencukupi kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang lebih baik, sehingga pertumbuhan, kesehatan dan produksinyapun akan berpengaruh. untuk itu, untuk mendapatkan ayam kampung yang sehat, cepat besar dan mampu berproduksi optimal diperlukan makanan tambahan.
          Makanan tambahan ini berupa pakan pabrik atau dapat saja berupa hasil atau limbah pertanian seperti jagung, ketela, gabah, dedak bahkan limbah dapur atau makanan sisa dapat diberikan, asalkan cukup bergizi. Untuk mempercepat pertumbuhan Pemberian makanan tambahan ini sebaiknya dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari.

3. Membuat kandang
Kandang ini cukup penting bagi perkembangbiakan ayam. Selain tempat berteduh juga sebagai tempat kegiatan reproduksi (bertelur dan mengerami telurnya). Peranan kandang selain untuk melindungi ayam, juga untuk memudahkan tata laksana perawatannya.

4. Penanganan khusus pada anak dan induk
Tujuannya untuk mempercepat atau melipatgandakan perkembangbiakannya. Penanganan khusus pada anak ayam adalah dengan melakukan penyapihan lebih awal. Anak ayam harus disapih pada umur 1 hari atau pada umur 1 bulan, karena pada saat umur 1 bulan anak ayam sudah dapat mencari makan sendiri.
           Jika penyapihan dilakukan pada saat umur 1 hari, maka harus dipelihara dalam kandang khusus (box), diberi makanan bergizi dan pemanas (induk buatan) dan jangan lupa divaksinasi. Dengan penyapihan lebih awal ini seekor induk dapat berproduksi lebih banyak daripada dibiarkan mengasuh terus anaknya. Jika dibiarkan mengasuh terus anaknya, induk hanya akan berproduksi setiap 2-3 bulan sekali (4-6 kali dalam setahun).
           Perlakuan khusus terhadap induk adalah perlakuan yang diberikan kepada induk yang disapih, baik dari telurnya maupun dari anak-anaknya. Induk yang disapih dengan anaknya atau yang telurnya diambil (tidak dibiarkan mengerami) ditangkap dan dimandikan setiap pagi hari selama 3-4 hari dan diberikan makanan yang lebih bergizi, bila perlu dikurung bersama pejantan.
           Dengan menurunkan suhu tubuh maka sikap mengeram atau mengasuh anak akan berkurang bahkan hilang. Apalagi bila dirangsang dengan makanan bergizi dan pejantan, maka proses peneluran akan lebih cepat timbul. Biasanya induk yang diperlakukan demikian akan bertelur kembali setelah 7-10 hari dari saat perlakuan.
          Dengan melaksanakan keempat tindakan tersebut diatas secara utuh diharapkan ayam kampung akan memberikan nilai tambah yang cukup besar dalam mendukung ekonomi keluarga maupun konsumsi protein hewani keluarga dapat lebih tercapai.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar