Selasa, 22 Mei 2012

Sejarah Geografis Demak Bintoro

Demak sebelumnya merupakan daerah yang dikenal dengan nama Bintoro atau Gelagahwangi yang merupakan daerah di bawah kekuasaan Majapahit. Dalam Babat Tanah Jawi, tempat yang bernama Demak mulai dikenal ketika Raden Patah diperintahkan oleh gurunya (Sunan Ampel) agar merantau ke Barat dan bermukim di sebuah tempat yang banyak terdapat tanaman Gelagah Wangi, letaknya di Muara Sungai Tuntang yang dijelaskan sumbernya (hulunya) berada di lereng Gunung Merbabu (Rawa Pening).

Banyak tafsir yang menjelaskan tentang asal kata Demak. Namun, tampaknya yang paling bisa diterima adalah dari Hamka dan Sholihin. Prof.DR. Hamka menafsirkan kata Demak berasal dari bahasa Arab “dama’” yang artinya mata air. Sementara, penulis Sholihin Salam menyatakan bahwa Demak berasal dari dari kata “dzimaa in” yang berarti sesuatu yang mengandung air (rawa-rawa). Memang faktanya, bahwa Demak memang banyak mengandung air, karena banyak rawa dan tanah payau, serta tebat (sebangsa telaga tempat air tertampung).

Pusat Kota Demak dahulu sebelum abad ke-16 berada di tepi laut. Karenanya, Demak pernah menjadi pelabuhan laut yang besar. Hal ini diyakinkan oleh beberapa tulisan ahli asing (Belanda) yaitu De Graaf dan Dames. Menurut De Graaf dan Th. Pigeaud (1974), dalam “De Eerste Moslimse Voorstendommen op Java” –Martinus Nijhoff), letak Demak cukup menguntungkan bagi kegiatan perdagangan maupun pertanian. Hal ini disebabkan karena Selat Muria –dalam buku “The Soil of East Central Java” (Dames, 1955) disebut Selat Silugangga— yang ada di depannya cukup lebar, sehingga perahu dari Semarang yang akan menuju Rembang dapat berlayar dengan bebas melalui Demak.

                                                       Peta Demak pada Abad ke-16

Pada abad ke-17, sedimentasi di Selat Muria semakin besar dan akhirnya mendangkalkannya. Sehingga, selat ini kemudian tak dapat lagi dilayari. Pelabuhan Demak pun akhirnya mati dan pelabuhan dipindah ke Jepara yang letaknya di sisi barat Pulau Muria. Pelabuhan Jepara letaknya cukup baik dan aman dari gelombang besar karena terlindung oleh tiga pulau yang terletak di depan pelabuhan. Kapal-kapal dagang yang berlayar dari Maluku ke Malaka atau sebaliknya selalu berlabuh di Jepara.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar