Selasa, 22 Mei 2012

Sejarah Berdirinya Kesultanan Demak



Tanggal 28 Maret 1503 dianggap sebagai awal berdirinya Kesultanan Demak karena merujuk pada momen penobatan Raden Patah menjadi Sultan Bintoro yang jatuh pada tanggal 12 Rabiulawal atau 12 Mulud Tahun 1425 Saka (dikonversikan menjadi 28 Maret 1503).

Kesultanan Demak Lahir pada saat Kerajaan Nusantara Majapahit berada pada masa kemundurannya. Sebagaimana banyak dijelaskan oleh berbagai literatur, sepeninggal Raja Hayam Wuruk (1389), Kerajaan Majapahit terpuruk karena pertikaian, pemimpin yang kurang cakap, serta wibawa yang kurang. Pada tahun 1478 ini Dyah Kusuma Wardhani dan suaminya, Wikramawardhana, pengganti Hayam Wuruk, mengundurkan diri dari tahta Majapahit. Kemudian mereka digantikan oleh Suhita. Pada tahun 1405, Wirabumi, anak dari selir Hayam Wuruk, berusaha untuk menggulingkan kekuasaan sehingga pecah Perang Paregreg (1479-1484). Pemberontakan Wirabumi dapat dipadamkan, namun Majapahit telah terlanjur menjadi lemah dan daerah-daerah kekuasaannya berusaha untuk memisahkan diri.

Pada saat kerajaan Majapahit mengalami masa surut, wilayah-wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri. Kadipaten-kadipaten saling serang dan saling mengklaim sebagai pewaris tahta Majapahit. Namun, dari sekian pemimpin wilayah yang bergolak, arus kekuasaan mengerucut pada dua adipati, yaitu Raden Patah (Bintoro Demak) dan Ki Ageng Pengging (Pengging, Boyolali). Sementara Raden Patah mendapat dukungan dari Walisongo, Ki Ageng Pengging mendapat dukungan dari Syech Siti Jenar.

Dalam serat Darmogandul, Sunan Giri (Raja Giri Kedaton) bersama Sunan Bonang yang tergabung dalam Majlis Dakwah Wali Sanga, memprovokasi Raden Patah agar merebut tahta kerajaan Majapahit yang dikuasai ayahnya, Prabu Brawijaya V. Alasanya kala itu adalah, karena penguasa Majapahit, dianggap kafir karena memeluk agama Budha.

Dalam Babad Demak dikisahkan, ketika panglima tentara Islam Sunan Ngudung meninggal dalam peperangan dengan Majapahit, Sunan Bonang yang bertindak sebagai Panglima tertinggi Angkatan Perang Islam mengangkat Sunan Kudus, putra Sunan Ngudung, sebagai panglima perang menggantikan ayahandanya. Dalam penunjukan itu, Sunan Kudus akan didampingi oleh Sunan Giri dalam penyerangan ke Majapahit beserta para wali lainnya.

Sunan Giri tidak saja mengirimkan pasukannya dari Giri Kedaton tetapi juga dialah yang memerintahkan Bupati Sumenep, Pamekasan, Balega dan Panaraga agar mengerahkan tentaranya ikut dalam barisan Islam. Dalam peperangan itu pasukan Islam mendapat kemenangan besar. Majapahit akhirnya tercerai-berai dan Prabu Brawijaya melarikan diri.

Para wali kemudian memproklamasikan berdirinya Kesultanan Demak dan diputuskan Bintoro sebagai pusatnya. Sunan Giri dipercaya untuk meletakan dasar-dasar negara masa perintisan. Setelah 40 hari, Sunan Giri menyerahkan tampuk kepemimpinan Islam kepada Raden Fatah, Adipati Demak Bintoro yang juga putera Raja Majapahit, Brawijaya Kertabhumi.