Saat ini telah terjadi degradasi lingkungan luarbiasa di kawasan pesisir Kabupaten
Demak. Kondisinya semakin lama semakin memprihatinkan, rob dan abrasi telah
mengikis daratan hingga ribuah hektar. Suatu kondisi wilayah yang semula lahan
pertanian yang subur, berubah menjadi tambak karena airnya payau. Kini tambak
itu pun terpaksa lenyap karena air laut yang datang tak lagi perlahan,
melainkan gelombang yang menerjang.
Perubahan lingkungan yang drastis menyebabkan berubahnya pula kondisi
sosial ekonomi masyarakatnya. Mata pencaharian yang semula petani, berubah
menjadi petambak, dan kini tambak hilang ….. entah pekerjaan apa yang mereka
harus lakukan untuk mencari nafkah. Kekayaan dan ekonomi mereka hancur karena
bencana ini. Sosial budaya masyarakat di wilayah bencana ini juga berubah,
sangat memprihatinkan. Bahkan pada tahun 2005 dua dusun, yakni Senik dan
Tambaksari di Desa Bedono Sayung telah musnah tinggal cerita. Sebanyak 208
keluarga terpaksa kehilangan rumah tempat tinggal.
Cerita sedih mengenai abrasi di Sayung ini telah banyak diekspose oleh
media seperti Suara Merdeka, Kompas, Okezone, TVOne, dan Metrotv sejak tahun
2009. Kajiannya pun sudah banyak, baik yang dilakukan Pemerintah Kabupaten,
Provinsi, Pusat, maupun yang dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga
Swadaya Masyarakat. Meski demikian, penanganannya masih jauh dari yang
dibutuhkan.
Penulis juga mendapatkan informasi bahwa sudah ada 64 penelitian tentang
kondisi pesisir Demak oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral sejak tahun 1975 sampai dengan tahun 2012. Beberapa penelitian juga
telah dilakukan oleh perguruan tinggi seperti ITB, UGM, dan UNDIP. Di samping
itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga sudah beberapa tahun belakangan
menaruh perhatian besar terhadap degradasi lingkungan Kabupaten Demak. Lebih
jauh, lembaga asing seperti Wetland, JICA, GIZ juga cukup perhatian dengan
pesisir Demak.
Begitu banyak institusi yang menaruh keprihatinan kepada Demak, sementara
kita sendiri sebagai warga Demak tidak banyak tahu mengenai apa yang terjadi di
bawah bumi Demak ini. Kita juga belum pernah tuntas berhitung untung rugi dari
setiap kebijakan yang diambil dalam mengurus pesisir. Kita juga belum cukup
jauh menarawang kemungkinan yang akan terjadi pada lingkungan Demak di masa
anak cucu kita.
Wilayah pesisir adalah daerah yang paling rentan terhadap perubahan iklim.
Selain diakibatkan oleh faktor perubahan iklim global yang menyebabkan
terjadinya kenaikan muka air laut, gelombang pasang, dan abrasi, degradasi
lingkungan pesisir juga dapat diakibatkan oleh ulah manusia. Kondisi saat ini
sangat mendesak untuk dilakukan pengamanan dan rehabilitasi lingkungan. Karena
itu, paper ini diharapkan bisa memberikan rekomendasi kebijakan yang tepat bagi
penanganan degradasi lingkungan pesisir Kabupaten Demak.
Bersambung...