
GDP sesungguhnya adalah angka abstrak yang orang tidak memperdulikannya, karena angka ini sama sekali tidak berpengaruh pada mereka. Angka ini hanya dibutuhkan oleh pimpinan-pimpinan politik sebagai hipnotis untuk meyakinkan orang bahwa mereka telah berhasil sebagai pemimpin.
GDP pada hampir seluruh negara di dunia dihitung berdasarkan pengeluaran masyarakat (aspek konsumtif). Cara melihat GDP sebagai ukuran keberhasilan ini secara substatif sangat menyesatkan. Karena suatu negara dianggap tumbuh apabila konsumsinya meningkat. Tidak mempedulikan siapa yang melakukan konsumsi atau siapa yang memproduksi barang dan jasa. Sama sekali tanpa melihat apakah konsumsi ini merata atau tidak. Sehingga, dengan akumulasi kapitalisasi dana dan investasi di suatu titik, tanpa melihat wilayah atau kelompok marjinal yang semakin miskin, negara yang bertambah GDP-nya dianggap mengalami pertumbuhan positif.
GDP semestinya bisa menjadi agak lebih bermakna apabila dilihat dari aspek pendapatan. Minimal, lembaga statistik memiliki data pendapatan setiap orang dengan lebih akurat sehingga bisa dilakukan pemetaan kelompok atau wilayah mana yang minim pendapatannya. Data ini kemudian bisa menjadi acuan bagi para pemimpin untuk membuat kebijakan yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar